Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mengantisipasi dampak fenomena El Nino yang diprediksi akan melanda Indonesia pada Agustus mendatang, Kementerian Pertanian terus menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah provinsi seluruh Indonesia, salah satunya adalah Banten.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa Banten merupakan salah satu wilayah penyangga produk pertanian ibu kota. Untuk itu, sektor pertanian harus dipastikan aman dan terus berproduksi, terlebih di bawah ancaman perubahan iklim.
Baca Juga
"Selama tiga tahun pandemi Covid-19, Banten menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi yang positif. Produksi padi juga terus meningkat, bersama Sumsel, Kalsel dan provinsi lainnya," katanya.
Advertisement
"Pengalaman menghadapi Covid-19 bisa dijadikan bekal mengatasi kemarau panjang yang sedang dihadapi dan sejumlah langkah sudah disiapkan untuk mengamankan kebutuhan pangan nasional," tambah Mentan SYL.
Dirinya menyebut, sektor pertanian tumbuh sebesar 16,2 persen dan di tahun 2022, nilai ekspor sektor tersebut meningkat capai Rp658 triliun atau naik 6,79 persen dibanding tahun 2021.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten, Al Muktabar mengungkapkan bahwa Provinsi Banten berkomitmen mengembangkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan.
"Sektor agro di Banten ke depan akan terus dikembangkan apalagi sekarang akses jalur selatan Banten semakin mudah dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan tol, Serang-Panimbang," ungkapnya.
"Kami sedang mengupayakan lahan-lahan yang terlantar atau HGU habis untuk dikembalikan ke negara dan jika memungkinkan dikembalikan dan pengoptimalannya bagi masyarakat untuk mendukung sektor pertanian," tambah Al Muktabar.
Sembilan Strategi Kementan
Sebagaimana diketahui, terdapat sembilan strategi Kementan dalam rangka mengantisipasi El Nino pada Agustus mendatang. Pertama, mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan. Kedua, melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan. Ketiga, meningkatkan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam.
Keempat, meningkatkan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi. Kelima, menyediakan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tanaman. Keenam, melakukan program seribu hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino.
Ketujuh, mengembangkan pupuk organik terpusat dan mandiri. Kedelapan, mendukung pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan asuransi pertanian. Dan kesembilan, merehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi.
Â
(*)
Â
Advertisement